Sebenarnya bukan dua, bahkan bisa dibilang tiga kali Alisson Becker melakukan blunder yang berperan pada tiga gol pertama Manchester City dalam kemenangan atas Liverpool, tapi Jurgen Klopp tak ingin kipernya merasa down dengan kesalahan itu.
Jurgen Klopp mengakui blunder Alisson Becker telah merugikan Liverpool dalam kekalahan menyakitkan 1-4 dari Manchester City pada Senin (8/2) dini hari WIB, tetapi mendukung penjaga gawang internasional Brasil itu untuk kembali lebih kuat dari malam yang ingin dilupakan.
Bukan dua sebenarnya, tapi tiga kali mantan kiper AS Roma itu melakukan kesalahan yang berakibat pada gol yang bersarang ke gawangnya. Gol pertama Ilkay Gundogan menit ke-49 berawal dari kesalahan antisipasinya pada tembakan Raheem Sterling, membuat bola liar mengarah ke gelandang Jerman yang langsung menyambarnya menjadi gol. Mirip-mirip dengan kesalahan David de Gea yang dikritik melawan Everton.
Setelah Mohamed Salah menyamakan kedudukan melalui penalti, Alisson dua kali beruntun melakukan kesalahan umpan yang mengarah ke pemain City, mengakibatkan dua kebobolan beruntun pada upaya kedua Ilkay Gundogan dan gol sundulan Raheem Sterling. Phil Foden kemudian semakin membenamkan kiper seharga Rp 1,2 Trilyun itu.
Penjaga gawang berusia 28 tahun itu pun menjadi kiper Liverpool pertama yang melakukan setidaknya dua blunder dalam satu pertandingan sejak Loris Karius melakukannya pada final Liga Champions 2018, tapi manajernya Jurgen Klopp tak ingin kiper nomor satu timnya itu terpuruk oleh kesalahan tersebut.
“Kami membuat dua kesalahan besar dan itu cukup banyak menentukan hasil pertandingan berakhir,” katanya kepada wartawan. “Dalam pertandingan ketika Anda memiliki momen yang begitu bagus, dua gol ini mematikan permainan. Semua orang tahu itu.”
“Saya berbicara dengannya beberapa menit yang lalu. Dia jelas sangat kecewa. Dia seperti ‘tidak hari ini, tidak hari ini’. Saya berkata kepadanya ‘itulah masalah dengan kesalahan, Anda tidak dapat memutuskan kapan Anda melakukannya, satu-satunya hal yang dapat Anda lakukan adalah belajar dari mereka’.”
